THE OXFORD MURDERS


Directed by Álex de la Iglesia
Produced by
Kevin LoaderGerardo Herrero
Written by Jorge Guerricaechevarria (
screenplay), Álex de la Iglesia (screenplay), Guillermo Martínez (novel)
Starring
Elijah Wood, John Hurt, Leonor Watling
Distributed by Odeon Sky Filmworks, Tornasol Films


PEMBUNUHAN DENGAN RUMUS MATEMATIKA

The Oxford Murders mengisahkan sebuah peristiwa pembunuhan yang terjadi di Universitas Oxford. Korban pembunuhan tersebut adalah seorang wanita tua. Mayatnya ditemukan seorang dosen matematika (John Hurt) dan seorang mahasiswa yang berasal dari Amerika (Elijah Wood) di kampus tersebut.

Pembunuhan itu berkaitan dengan sebuah rumusan matematika dan kebenaran. Lalu sebetulnya apa yang sedang terjadi di kampus cukup bergengsi di Inggris itu? Benarkah pembunuhan itu ada hubungannya dengan ilmu matematika?
Untuk menyelidikinya, sang mahasiswa harus membedah kasus pembunuhan misterius itu dari sisi rumusan matematika yang pernah dipelajarinya. Ada banyak kaitannya antara angka-angka dan misi pembunuhan. Di balik angka dan rumusan itu, muncullah sebuah jawaban yang mengantarkan pada fakta kebenaran.

Elijah Wood yang cemerlang berperan sebagai Frodo dalam trilogi film The Lord of The Ring menjadi pemeran utama dan didampingi aktor John Hurt.

Film produksi tiga negara, Inggris, Prancis, dan Spanyol ini memilih Elijah Wood dengan proses yang cukup panjang. Semula produser melirik Gael Garcia Bernal, aktor terkenal Spanyol untuk pemeran utama. Namun, sang sutradara melihat tatapan mata Wood yang dianggap cukup mendebarkan dan aktingnya yang luar biasa pada film The Lordof The Ring sehingga Wood terpilih sebagai pemeran utama.

Pembuatan film The Oxford Murder memakan waktu syuting tiga bulan lebih, yakni sejak 22 Januari 2007 sampai 24 Maret 2007, dengan mengambil lokasi di Universitas Oxford yang cukup terkenal itu, Museum Victoria, dan Museum Albert di London serta pengadilan Cast Courts.

Film khas Eropa ini selain menyuguhkan sisi ketegangan akibat adanya pembunuhan misterius, penonton juga dimanjakan dengan banyaknya gambar yang indah di kompleks kampusmaupun museum.

BED TIME STORIES





Membangun Fantasi Lewat Dongeng

Dari judulnya sudah terbaca bahwa kisahnya tentang dongeng menjelang tidur. Namun, jangan berharap hanya kisah orang tua mendongeng cerita kepada anak-anak menjelang tidur. Disney yang jagoan menghasilkan film animasi dan fantasi mampu menggugah imajinasi anak-anak. Dikisahkan, Skeeter Bronson yang bekerja di sebuah hotel mendapat tugas mengasuh keponakannya. Skeeter semula ogah menemani anak kakaknya itu. Namun, akhirnya ia punya akal untuk mendongeng kepada keponakannya itu agar tenang dan cepat tidur. Tidak disangka, saat mendongeng, tanpa sadar ia telah membuka pintu imajinasi yang luar biasa. Skeeter masuk ke dua dunia, fantasi dan realitas yang bisa menyatu.

Di alam fantasi itulah, Skeeter bertemu dengan orang-orang khayalan yang mengantarkannya pada sebuah petualangan bak dongeng. Lucunya, setiap kali dia bercerita, selalu ada saja peristiwa yang mirip dengan cerita yang dibawakannya. Skeeter pernah masuk ke era imperium Romawi, diserang ribuan butir plastik, dan sebagainya.

Fantasi yang dikembangkan Skeeter itulah yang membuat dia selalu ketagihan ingin terus bercerita. Pada intinya, film ini mengajak anak-anak untuk tidak segan-segan mengeluarkan seluruh fantasi mereka saat bercerita. Sebab, lewat fantasi itulah cerita menjadi hidup dan menarik.

Film yang diputar serentak di seluruh dunia pada Natal ini memang disuguhkan untuk menghibur keluarga. Adam Sandler sebagai Skeeter Bronson sangat memikat.

Sebagai seorang komedian, Sandler memang bisa membuat kelucuan dari gayanya berakting. Dan baru kali ini dia terlibat dalam sebuah film keluarga. Sandler tidak hanya menjadi pemain, tetapi juga menjadi produser film.